Manfaat
& Mudarat Olah Raga Rabu, 18 Mei 2005
|
|
|
Oleh Prof. Drs. H.Y. Santosa Giriwijoyo & Dra. Lilis Komariyah, M.Pd.
OLAH raga menyehatkan! Inilah ungkapan
masyarakat. Artinya masyarakat meyakini benar manfaat olah raga bagi
kesehatan. Oleh karena itu hakikat olah raga
masyarakat adalah olah raga kesehatan. Tetapi bagaimana olah raga dapat
menyehatkan? Dan seberapa berat orang harus melakukan olah raga untuk menjadi
lebih sehat?
Inilah
masalah yang perlu diperjelas bagaimana tata-hubungan antara olah raga dengan
kesehatan, bagaimana cara melakukan olah raga untuk kesehatan dan berapa
berat olah raga harus dilakukan agar orang menjadi lebih sehat.
Dengan
pengelolaan yang tepat, maka pengaruh olah raga bagi pemeliharaan dan
pengembangan kesehatan jasmani, rohani dan sosial para pelakunya tidak pernah
diragukan. Untuk memahami hal ini perlu lebih dahulu dipahami pengertian
sehat, olah raga, dan tata hubungannya.
Mengapa
perlu olah raga
Gerak
adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup bila tak
mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan
kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu,
bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup.
Sementara
itu, olah raga kesehatan adalah olah raga untuk memelihara dan/atau untuk
meningkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga kemampuan gerak dapat
mendukung setiap aktivitas dalam peri kehidupannya sehari-hari (sehat
dinamis) yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan/atau
mengatasi keadaan darurat.
Sehat
dinamis (sehat dalam gerak), pasti juga sehat statis (sehat di kala diam),
tetapi tidak pasti sebaliknya. Gemar berolah raga: mencegah penyakit, hidup
sehat dan nikmat! Malas berolah raga: mengundang penyakit. Tidak berolah
raga: menelantarkan diri!
Konsep
olah raga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat (cukup 10-30
menit tanpa henti), adekuat, massal, mudah, murah, meriah, dan fisiologis
(bermanfaat dan aman). Juga biasanya menjadi ajang silaturahmi, ajang
pencerahan stres, serta ajang komunikasi sosial.
Berbeda
dengan olah raga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh,
olah raga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk
dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan gerak (sehat dinamis) dan dalam
keadaan istirahat (sehat statis).
Inilah
sebabnya mengapa olah raga prestasi dan olah raga dengan intensitas tinggi
pada umumnya selalu mengundang risiko cedera yang lebih besar dari pada olah
raga kesehatan. Yang lebih berbahaya lagi, ialah bahwa olah raga berat dapat
menjadi pemicu terjadinya serangan jantung dan stroke yang mematikan di waktu
melakukan olah raga berat, khusus pada usia madya ke atas. Oleh karena itu
olah raga kesehatan harus submaksimal, kecuali pada waktu menjalani tes
kebugaran jasmani.
Olah
raga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah gerakannya mudah, sehingga
dapat diikuti oleh orang kebanyakan dan seluruh peserta pada umumnya
(bersifat massal). Intensitasnya submaksimal dan homogen (faktor keamanan),
bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal. Olah raga ini
juga merupakan satuan-satuan gerak yang dapat (secara sengaja) dibuat untuk
menjangkau seluruh sendi dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi
gerakan yang kontinu.
Olah
raga kesehatan dapat memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang masih
ada (memobilisasi seluruh persendian). Misalnya orang yang terikat pada kursi
roda sekalipun, harus tetap memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang
masih ada pada semua persendiannya, serta memelihara fleksibilitas dan
kemampuan koordinasi, melalui gerakan-gerakan misalnya senampada
bagian-bagian tubuh yang masih dapat digerakkan. Kemampuan gerak dasar dan
kemampuan koordinasi dapat ditingkatkan dengan mengharuskan peserta mengikuti
gerakan-gerakan yang dicontohkan instruktur seintensif dan seakurat mungkin
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Olah
raga ini juga meningkatkan kemampuan otot untuk dapat meningkatkan kemampuan
geraknya lebih lanjut. Latihan dilakukan dengan "mengisi"
gerakan-gerakan yang dilakukan dengan cepat dan antagonistik, sehingga
terjadi tambahan beban yang ditimbulkan oleh adanya gaya kinetik (gerak
sentakan) yang harus diatasinya (prinsip pliometriks).
Walaupun sekali-sekali terjadi kematian
mendadak sewaktu orang melakukan olah raga, tetapi masih tetap sangat banyak
orang yang tetap melakukan olah raga. Mengapa? Karena mereka memahami dan
meyakini benar akan manfaat olah raga.
Bahkan orang yang meninggal sewaktu
berolah raga adalah orang yang sangat berbahagia dan secara pribadi ia adalah
orang dapat sangat membahagiakan keluarganya karena tidak perlu menghabiskan
berjuta-juta rupiah untuk biaya pengobatan dan perawatan rumah sakit,
sehingga seluruh harta sepenuhnya ditinggalkan bagi keluarga yang dicintainya
tanpa sedikitpun menggunakan bagi dirinya!
Kematian mendadak bahkan pernah terjadi
pada orang yang sedang salat, baik di rumah maupun di masjid; orang yang
sedang membaca koran, orang yang sedang tidur, orang yang sedang duduk di bus
dalam perjalanan, dsb,. dsb., yang kesemuanya menunjukkan bahwa kematian
mendadak sama sekali tidak perlu dikaitkan atau berkaitan dengan olah raga.
Walaupun seseorang meninggal adalah
ketentuan Allah, manusia perlu mengetahui apa-apa yang menyebabkan terjadinya
kematian mendadak dan hubungannya dengan olah raga. Allah dapat mengubah
ketentuanNya dalam rangka mengabulkan doa orang-orang yang khusyu, yang
diwujudkannya melalui upaya nyata yaitu melakukan olah raga kesehatan.(Penulis
adalah dosen FPOK UPI Bandung)***
|
Kamis, 21 Februari 2013
MANFAAT OLAHRAGA
MANFAAT OLAHRAGA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar