Kamis, 21 Februari 2013

MANFAAT OLAHRAGA

MANFAAT OLAHRAGA

Manfaat & Mudarat Olah Raga    Rabu, 18 Mei 2005



Oleh Prof. Drs. H.Y. Santosa Giriwijoyo & Dra. Lilis Komariyah, M.Pd.
OLAH raga menyehatkan! Inilah ungkapan masyarakat. Artinya masyarakat meyakini benar manfaat olah raga bagi kesehatan. Oleh karena itu hakikat olah raga masyarakat adalah olah raga kesehatan. Tetapi bagaimana olah raga dapat menyehatkan? Dan seberapa berat orang harus melakukan olah raga untuk menjadi lebih sehat?
Inilah masalah yang perlu diperjelas bagaimana tata-hubungan antara olah raga dengan kesehatan, bagaimana cara melakukan olah raga untuk kesehatan dan berapa berat olah raga harus dilakukan agar orang menjadi lebih sehat.
Dengan pengelolaan yang tepat, maka pengaruh olah raga bagi pemeliharaan dan pengembangan kesehatan jasmani, rohani dan sosial para pelakunya tidak pernah diragukan. Untuk memahami hal ini perlu lebih dahulu dipahami pengertian sehat, olah raga, dan tata hubungannya.
Mengapa perlu olah raga
Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup bila tak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu, bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup.
Sementara itu, olah raga kesehatan adalah olah raga untuk memelihara dan/atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga kemampuan gerak dapat mendukung setiap aktivitas dalam peri kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis) yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan/atau mengatasi keadaan darurat.
Sehat dinamis (sehat dalam gerak), pasti juga sehat statis (sehat di kala diam), tetapi tidak pasti sebaliknya. Gemar berolah raga: mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat! Malas berolah raga: mengundang penyakit. Tidak berolah raga: menelantarkan diri!
Konsep olah raga kesehatan adalah padat gerak, bebas stres, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), adekuat, massal, mudah, murah, meriah, dan fisiologis (bermanfaat dan aman). Juga biasanya menjadi ajang silaturahmi, ajang pencerahan stres, serta ajang komunikasi sosial.
Berbeda dengan olah raga prestasi yang menuntut kemampuan maksimal organ-organ tubuh, olah raga kesehatan justru melatih dan memelihara organ-organ tubuh untuk dapat tetap berfungsi normal dalam keadaan gerak (sehat dinamis) dan dalam keadaan istirahat (sehat statis).
Inilah sebabnya mengapa olah raga prestasi dan olah raga dengan intensitas tinggi pada umumnya selalu mengundang risiko cedera yang lebih besar dari pada olah raga kesehatan. Yang lebih berbahaya lagi, ialah bahwa olah raga berat dapat menjadi pemicu terjadinya serangan jantung dan stroke yang mematikan di waktu melakukan olah raga berat, khusus pada usia madya ke atas. Oleh karena itu olah raga kesehatan harus submaksimal, kecuali pada waktu menjalani tes kebugaran jasmani.
Olah raga kesehatan secara teknis-fisiologis adalah gerakannya mudah, sehingga dapat diikuti oleh orang kebanyakan dan seluruh peserta pada umumnya (bersifat massal). Intensitasnya submaksimal dan homogen (faktor keamanan), bukan gerakan-gerakan maksimal atau gerakan eksplosif maksimal. Olah raga ini juga merupakan satuan-satuan gerak yang dapat (secara sengaja) dibuat untuk menjangkau seluruh sendi dan otot, serta dapat dirangkai untuk menjadi gerakan yang kontinu.
Olah raga kesehatan dapat memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang masih ada (memobilisasi seluruh persendian). Misalnya orang yang terikat pada kursi roda sekalipun, harus tetap memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang masih ada pada semua persendiannya, serta memelihara fleksibilitas dan kemampuan koordinasi, melalui gerakan-gerakan misalnya senampada bagian-bagian tubuh yang masih dapat digerakkan. Kemampuan gerak dasar dan kemampuan koordinasi dapat ditingkatkan dengan mengharuskan peserta mengikuti gerakan-gerakan yang dicontohkan instruktur seintensif dan seakurat mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Olah raga ini juga meningkatkan kemampuan otot untuk dapat meningkatkan kemampuan geraknya lebih lanjut. Latihan dilakukan dengan "mengisi" gerakan-gerakan yang dilakukan dengan cepat dan antagonistik, sehingga terjadi tambahan beban yang ditimbulkan oleh adanya gaya kinetik (gerak sentakan) yang harus diatasinya (prinsip pliometriks).
Walaupun sekali-sekali terjadi kematian mendadak sewaktu orang melakukan olah raga, tetapi masih tetap sangat banyak orang yang tetap melakukan olah raga. Mengapa? Karena mereka memahami dan meyakini benar akan manfaat olah raga.
Bahkan orang yang meninggal sewaktu berolah raga adalah orang yang sangat berbahagia dan secara pribadi ia adalah orang dapat sangat membahagiakan keluarganya karena tidak perlu menghabiskan berjuta-juta rupiah untuk biaya pengobatan dan perawatan rumah sakit, sehingga seluruh harta sepenuhnya ditinggalkan bagi keluarga yang dicintainya tanpa sedikitpun menggunakan bagi dirinya!
Kematian mendadak bahkan pernah terjadi pada orang yang sedang salat, baik di rumah maupun di masjid; orang yang sedang membaca koran, orang yang sedang tidur, orang yang sedang duduk di bus dalam perjalanan, dsb,. dsb., yang kesemuanya menunjukkan bahwa kematian mendadak sama sekali tidak perlu dikaitkan atau berkaitan dengan olah raga.
Walaupun seseorang meninggal adalah ketentuan Allah, manusia perlu mengetahui apa-apa yang menyebabkan terjadinya kematian mendadak dan hubungannya dengan olah raga. Allah dapat mengubah ketentuanNya dalam rangka mengabulkan doa orang-orang yang khusyu, yang diwujudkannya melalui upaya nyata yaitu melakukan olah raga kesehatan.(Penulis adalah dosen FPOK UPI Bandung)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar